kursi tamu


sang empunya...

Seseorang yang masih sangat kecil, belum bisa mengarang dengan baik, dan perlu banyak belajar tentang kehidupan ini

sobat

  • Suraloka

  • Zizy

  • Sulamit

  • Aal

  • Wulan

  • Ciplok

  • Lee

  • Agri

  • Pak Ikin

  • abdulkarim_aljabar

  • achie

  • glen

  • Ci Nurray

  • Mas_Yoed

  • Ila

  • one

  • tangusti

  • Nana

  • Natalia

  • Mida

  • pendapat!


    Free shoutbox @ ShoutMix

    pengaruh hidup

    rumahkiri
    abah

    tulisan tak bernyawa

    Pelita Kasih...
    hehe...
    "Kelu..."
    Gila...
    belum tepat...
    Quotes...
    huf... huf... huf...
    Dari Si Sakit untuk Sang Sehat...
    my friends...
    Keep Faith...

    sumber inspirasi

    .

    pengharapan...

     This is me... JadenKale

    Blogskins
    Soup-Faerie.com for Cursor

    kumpulan harta sederhana

    Juli 2007
    Agustus 2007
    September 2007
    Oktober 2007
    November 2007
    Desember 2007
    Januari 2008
    Februari 2008
    Maret 2008
    April 2008
    Agustus 2008
    September 2008
    Oktober 2008
    November 2008

    Rabu, 15 Agustus 2007

    sembuh...
    Butuh waktu lama untuk sembuh. Menyadari diri yang rapuh membuatku lemah untuk bertahan. Teringat kejadian 5 tahun lalu saat saya mengalami kedunguan yang serupa. Terasa sulit untuk bangkit dan memang membutuhkan waktu yang cukup lama untuk bisa mengalahkan itu semua.
    Hari ini saya berkunjung ke wisma seorang kawan. membaca beberapa tulisannya membuat saya berempati. rasa sungkan untuk membangunkannya, membuatku membuka komputer milik sahabatnya dan melihat beberapa tulisan kawanku yang tertidur itu. tulisan dia yang termuat di komputer sahabatnya. ada yang menginspirasi, ada yang membuat berempati. namun entahlah. beberapa tulisannya membuat perasaanku berbeda. entah mengapa bukan lagi kenyataan yang merasuk dalam benakku. aku merasakan sesuatu yang berbeda. sesuatu yang membuatku pesimis melihat segala sesuatunya. entah... entah... semoga dasar untuk berjiwa besar akan kedunguan diri ini bisa teratasi dengan tepat. aku ingin cepat sembuh dan bisa tegak untuk melangkah dalam kehidupan ini.
    Jadi teringat akan sesuatu. Dua hari yang lalu, untuk pertama kalinya saya mencoba bermain judi dengan beberapa penjudi kampung. pelarian menurutku... kalah 9 ribu setelah bermain kurang lebih selama 6 jam.
    "alus atuh den... maranehnamah jararago! biasana ngan dua jam oge geus eleh 50 rebu."
    begitu pengakuan salah satu teman dekatku. gila menurutku! aku nggak mau sekali-kali bermain seperti itu lagi. candu!
    Dua tahun lalu aku mengikuti kejuaraan remi di kampungku. dengan polosnya, aku selalu mempersiapkan pertandingan dengan baik. bahagia rasanya bisa mempersiapkan diri dengan baik, latihan, dan tentu saja berdoa. itu semua membuatku bisa menjadi tepat guna sesuai dengan kapasitasku. aku akhirnya bisa menjadi juara. tahun lalu kejuaraan dibatalkan. tahun ini aku harus mempertahankan trophy dan prestise kejuaraan itu.
    Sayang! jadwal pertama kejuaraan, aku harus mengikuti Retreat gereja di Lembang. aku akhirnya tidak disertakan dalam kejuaraan itu. namun beberapa hari kemudian, Timli yang sudah lolos ke semifinal berbuat baik buatku. dia menawarkan posisinya di semifinal kepadaku. menurut jadwal seharusnya, pertandingan semifinal adalah malam dua hari yang lalu. namun sayang, ternyata kejuaraan diundur. malahan aku yang sedang sakit ini tergoda untuk mencoba permainan baru untukku. Judi capsah! ajakan dari rekan dekat membuatku tertantang untuk mencobanya. awalnya menarik. tapi setelah jernih memandangnya, "that's really sucks!"
    Entah, bermain judi selalu mengungkapkan rasa tidak sukaku terhadap ayahku. rasa tidak sukaku terhadap ayahku yang seorang penjudi handal! ironis ketika melihat pekerjaannya sekarang di Pamanukan sebagai seorang pengacara LBH. kesan penjudi handal selalu membuat warga menstigmaku memiliki bakat yang serupa dengan ayahku. namun aku tidak respek dengan itu. aku tidak suka dicap sama dengannya. ndak tau mengapa...
    Kemarin sore, aku mengajar les. senang rasanya dengan mengajar anak2. membuatku merasa menemukan kapasitas yang ada dalam diri ini. teringat pengajaran tentang sejarah Indonesia yang mengalami kekosongan kekuasaan pada tanggal 14-17 agustus 1945 sehingga bangsa kita bisa merdeka. Davin lalu nyeletuk, hahaha berarti bangsa kita itu cupu! bisa merdeka karena musuh sedang lemah.
    Aku terpukau melihat kekritisannya. atau lebih tepat kegeblekannya. :) aku akhirnya mengajarkan tentang Pancasila sebagai ideologi bangsa ini. gagasan konsepsi dasar yang memuat nilai-nilai yang menyatakan sesuatu yang dianggap kebenaran dalam diri bangsa Indonesia. konsepsi dasar untuk menghadapi berbagai tantangan dan perjalanan hidup bangsa ini. dan sedikit pemahaman tekstual mengenai Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup bangsa Indonesia. hehehe entahlah selaku pengiman payah terhadap Tuan Yesus. dan pembelajar dungu yang menyukai marxis. saya menyarankan davin untuk tidak dogmatis. mencuri ilmu dan mengambil hal positif di dalamnya tampak lebih tepat buatku dalam memandang Pancasila sebagai ideologi bangsa ini.
    Sepulang les... saya berdampingan bersama seorang wanita muda yang duduk bersama dalam sebuah angkot. ketika turun, gadis itu tersenyum kepadaku. aih... dia senyum! tapi tiba2 "ih... nyesel tau tertarik ke orang sepertiku." begitu yang ada dalam benakku. entahlah aku sedang pesimis dalam masalah percintaan. rasa trauma sebegitu kuatnya menguasai benak ini. mau lari!!
    Ugh... padahal dengan sebegitu naifnya, saya dan Dani pernah menggoda anak smu dalam sebuah angkot. 'kecantikan itu anugerah! saya hanya memuji kecantikan Anda. tanpa bermaksud memilikinya.' mungkin inti seperti itu yang keluar dari mulut ini pada saat saya dan Dani mencoba mencari perhatian dari gadis itu. Dani sempat terpana mendengar kata2 saya. gadis itu pun saya liat tersenyum mendengar pernyataan saya. senang rasanya melihat diri ini bisa berpikir positif dalam memandang sesuatu hal. senang...
    Mimit barusan datang... bingung harus melanjutkan apa. dia sekarang pergi lagi. hehehe si mimit tampak manis :p
    Um... kemarin malam pun aku akhirnya bisa nongkrong di tempat favoritku untuk melihat kota Bandung di waktu malam. indah sekali! walaupun sesekali aku bersikap waspada dengan bunyi2 di sekelilingku. takut binatang2 aneh yang tidak kuharapkan seperti ular, kelabang, lipan, ataupun laba2 datang mendekatiku. jadi ingat pengalamanku di dalam perjalananku bersama 5 kawan baik ke Lembang dari Ujungberung. perjalanan gila yang menempuh jarak jauh dengan berjalan kaki. teringat suatu momen dimana aku mengajak teman2ku masuk ke taman hutan raya Ir. H. Djuanda secara ilegal. aku mengajak mereka melalui turunan kecil agar kami tidak perlu membayar retribusi. hehehe dasar karma, tiba2 laba2 kecil, imut, serta tentu saja ciptaan Tuhan yang mulia menempel di tanganku. lalu! oouch! aku digigit laba2 kecil itu. rasa kaku, panas, dan gatal baru mereda setelah tiga hari. pengalaman yang tentu saja membuatku harus selalu waspada di alam liar. termasuk di tempat aku melihat keindahan kota Bandung di malam hari itu.
    Entah pengalaman masa laluku seharusnya membuatku aware terhadap banyak hal. termasuk masalah kedunguanku dalam beberapa hal. namun entah mengapa hal itu terasa sulit. sedih ketika merasa pengharapan itu sirna. sedih ketika merasa hidup tak berharga. sedih rasanya ketika merasa lemah dan pesimis menapaki hidup. semoga tulisan acak tak berbentuk ini bukanlah stream of consciousness yang mendialektikakan kehidupanku menjadi lebih buruk. aku ingin sembuh!
    sembuh...
    "O' Lord. I'm YOURS... Save me."

    Deni Gumilang fumbled with chopsticks @ 21.08 | 0 has delicate hands