kursi tamu


sang empunya...

Seseorang yang masih sangat kecil, belum bisa mengarang dengan baik, dan perlu banyak belajar tentang kehidupan ini

sobat

  • Suraloka

  • Zizy

  • Sulamit

  • Aal

  • Wulan

  • Ciplok

  • Lee

  • Agri

  • Pak Ikin

  • abdulkarim_aljabar

  • achie

  • glen

  • Ci Nurray

  • Mas_Yoed

  • Ila

  • one

  • tangusti

  • Nana

  • Natalia

  • Mida

  • pendapat!


    Free shoutbox @ ShoutMix

    pengaruh hidup

    rumahkiri
    abah

    tulisan tak bernyawa

    Pindah...http://silent-hatred.blogspot.com/
    Pyuh...
    'resensi buku'
    orang-orang pintar itu....
    bukan seorang penulis...
    wakwau!
    pyuh...
    Iyem...
    Hihi
    Trima Kasih... Senang berproses bersamamu....

    sumber inspirasi

    .

    pengharapan...

     This is me... JadenKale

    Blogskins
    Soup-Faerie.com for Cursor

    kumpulan harta sederhana

    Juli 2007
    Agustus 2007
    September 2007
    Oktober 2007
    November 2007
    Desember 2007
    Januari 2008
    Februari 2008
    Maret 2008
    April 2008
    Agustus 2008
    September 2008
    Oktober 2008
    November 2008

    Minggu, 26 Agustus 2007

    Ironis...
    Mau menulis sesuatu tentang pengalamanku beberapa hari yang lalu. Saat dimana aku berdebat sedikit tentang minuman keras. Entah! pengalamanku sering berkelahi dengannya semenjak kecil menjadikanku pribadi yang sangat menyayanginya, tapi kadang kala sebaliknya.

    Saat itu, aku ditawari mamanya Rambo segelas minuman P S O P. Wah... tanpa pikir panjang, aku yang sedang nongkrong di tempat itu tanpa ambil pusing segera meminumnya. Aku tau kadar agar tidak berakibat memabukkan. Tapi satu hal yang kukagetkan ialah jawaban Ucup ketika memandang sinis dan berkata, "Haram, najis!"

    Rasanya aneh mendengar jawaban itu dari seseorang yang kuanggap dekat dan pada saat dia pun sedang bermain judi. Ironis... Aku terdiam dan berpikir sejenak, apa iya kelakuanku meminum minuman keras itu sesuatu yang jahat?

    Ummm... Saya gemar berekspedisi kecil-kecilan, naek gunung, atau melakukan perjalanan jauh. Saat malam, atau dingin melanda, sangat memungkinkan untuk meminum minuman keras. itu pun kalo ada. Lagipula, semenjak kecil saya sudah ditawari berbagai jenis minuman keras. Latar belakang keluarga Batak menjadikan 'tuak', 'arak', atau berbagai jenis minuman keras tidak tabu di keluarga kami. Apalagi pada saat pergantian tahun.

    Suatu waktu, opung pernah murka besar! Setiap Tahun Baru dilarang untuk bermain judi atau minum-minuman keras di rumah! Imbasnya, banyak handai taulan yang takut beranjangsana ke rumah lagi.

    Hehehe jadi inget kata2 Bu Elisabeth beberapa waktu yang lalu. "pokonya ibu gak akan mau punya menantu dari keluarga Batak, kecuali keluarga bang Roganda dan Bpk. Hutabarat." Aku sedikit chauvinistik ketika keluargaku dibanggakan seperti itu. Selebihnya aku tidak mau ambil pusing. Walaupun tidak tabu, tapi saya seolah-olah diajari untuk minum sesuai dengan kebutuhan. Tidak berlebih! Saya memang tidak punya kebiasaan dengan minuman keras. Saya hanya meminumnya di saat-saat tertentu dengan kadar tertentu agar tidak 'loose control'.

    Huh... geram rasanya melihat pandangan sinis teman dekat saya itu. Setengah gelas pun sudah menjadi masalah baginya. Padahal dia pun sedang bermain judi :p... hehehe dasar ironis!

    Entahlah... baru saja teringat tentang tayangan TV yang memuat kisah Gogon yang ditangkap dengan rekan kencannya, Tri handayani. Terdiam mendengar pernyataannya bahwa narkoba itu tidak nikmat. Dia seolah2 tidak yakin dengan pilihannya. Suatu bentuk ketidakberdayaan dalam hidup. Suatu bentuk kerapuhan insan.

    Walaupun sering rapuh dalam beberapa hal, saya yakin bahwa dalam hal minuman keras tidaklah demikian. Yupz! minuman keras sangatlah merusak tubuh apabila kadarnya berlebihan. Sama rusaknya ketika saya duduk bersila berjam-jam untuk mempertaruhkan uang dalam permainan capsah secara berlebihan. Atau mungkin dengan motivasi untuk mengejar setoran! ugh...

    Agus : "Den, kemaren2 kemana? teu nongkrong di tukang!?"
    Deni : "Kapok A, euweuh gunana. sakali-kalina moal deui."
    Agus : "Teu nanaon atuh Den, sakali2 mah. keur hiburan. asal jaga kesehatan, atur waktu! Karunya, maneh siangna ngajar. peutingna begadang."
    Deni : "Hehehe... moal sakali2 deui A."

    A Agus selalu mengerti pribadiku. Senang punya partner yang sering bersikap positif dalam menghadapi lingkungan yang aneh di sekitarku. Tidak sekeras agama yang mungkin menjadi candu dalam menghadapi suatu fenomena. Tetapi merasa ada suatu bentuk lain dari Kasih yang tercipta dari awan pekat sekalipun.

    Minuman akan ada dalam hidupku sesuai dengan kapasitas diri ini. Judi pasti kuhentikan. Tidak ada faedahnya sedikitpun; membuat teralienasi. Silakan buat Anda yang mungkin menyadarinya baik. Pyuh... jadi inget kemaren malam ketika sampai di rumah. Tulang hulman datang. dia membawa dua botol besar Coke, satu botol besar Fanta, dan satu botol **** ******* . setengah gelas cukup membuatku nyaman beristirahat mengatasi cuaca malam yang menyeramkan. Semoga... semoga ini bisa menjadi sesuatu pengamatan kecil tentang kehidupan. Biar... biarlah BELIAU saja yang menyempurnakan.




    Deni Gumilang fumbled with chopsticks @ 20.40 | 0 has delicate hands

    Maaf Telat...
    Jadi teringat dua tahun lalu, saat pertama kali mengenalnya. Dia lahir di hari yang sama dengan seorang terkasih. Perawakannya tinggi, raut wajahnya menunjukkan kecemasan dalam banyak hal. Saya sangat penasaran dan berniat untuk menyelidikinya.

    Alkisah, sms merupakan jalur termudah untuk mengenalnya. Imaji yang brilian bagi seorang pengecut sepertiku. Dia gemar sepakbola. Sesuatu yang sexy. Dia gemar Britpop, terutama Oasis. Seringnya dulu, dia hanya tau sedikit tentang FirTu dan cara hidup berTuhan. Luar biasanya, dia tak pernah absen beribadah kecuali dengan alasan tertentu. Pribadi yang unik menurutku.

    Yang kutau sampai sekarang, dia sangat moody-an. Pernah diri ini merasa sangat bersalah ketika mengajaknya datang ke persekutuan. Dia cemberut sepanjang hari. Hahaha mengerikan! :p Pribadi yang sangat rumit.

    Kini dia lebih berani. lebih keluar karakter aslinya. Dia mau bicara straight bahkan di depan forum persekutuan sekalipun. Dia pernah menolak secara tegas ketika ditanya mengenai iman oleh pembina persekutuan. "Bukan urusanmu!" mungkin itulah gaya bahasa lain versiku untuk mengungkapkan perasaannya saat itu :) dia senang ketika kupanggili sebagai seorang rebel. hahaha

    Selebihnya dia cantik! Teman-temanku sering berusaha mengenalnya melalui aku. Ada beberapa teman yang malah merasa salut ketika aku mengenal orang se-cute dia. Ah... memang tidak pernah terwujud untuk bersama. Aku telat!

    Melalui dia, aku belajar sesuatu bahwa cinta (ups... dalam kasus dia mungkin hanya sebatas rasa suka) memang tidak harus memiliki. Tidak pernah berlarut-larut menyesali pernyataannya bahwa hubungan kita spesial. Sayang, hubungan kita spesial, saya suka dengan Kakak, "Tapi Ka Deni datangnya telat..." (pernyataan polos yang aneh tapi bermakna buatku).

    Hehehe lucunya pada saat aku berproses bersama kekasih; aku menjahili dia dengan sms bahwa aku harus menikah karena MBA. Dengan polosnya; dia panik dan sangat ingin membantu. Baik... dia teramat baik. Ah... senang mengenalmu. :)

    Kemarin dia menjadi malaikat penolongku. Dia datang di saat yang tak terduga. Menuntaskan masalah yang sedang kualami. Gila, merasa bersyukur sekali padaNYA.

    "ga papa? seenaknya gini."
    "nyantei..."
    "cowomu ga ada kan? aman kan?
    "hahaha aman! nah lo si Kakak gimana?'
    "hehe aku udah nggak, tapi masih deket."
    "Nyantei aja. Sssst! :p"

    Itulah becandaan kami ketika terakhir kali bertemu. Tidak pernah terjadi sesuatu yang tidak baik diantara kami. Saya tidak mau ada masalah. Intinya dia benar2 banyak berubah. Dia tampak berbinar-binar ketika aku panggil "jelek!". Dia lebih hangat. Senang dengan rasa seperti ini. Senang ketika mencintai namun tanpa kehendak memiliki. Bahagia Laki-Laki itu, semoga kalian bisa langgeng. :)

    Yah... semoga bisa untuk tidak telat. Sedang trauma, karena aku punya kebiasaan itu di berbagai aspek. Terutama mengenai perasaan. Ah... semesta, aku tak tau masih layak atau tidak. Tapi aku masih mencoba berharap dengan dia yang hatinya tertuju pada sang guru itu. :)

    sigh...



    Deni Gumilang fumbled with chopsticks @ 19.50 | 0 has delicate hands

    Kamis, 16 Agustus 2007

    senang rasanya melihat Rambo sudah sembuh :)
    senang rasanya mendapat ejekan dari si Rambo karena kalah bermain kartu :p
    senang rasanya melihat rekan seperti dia. hahahaha!

    Rambo.
    beberapa hari yang lalu temanku yang satu ini seolah2 sedang menyembunyikan tubuhnya di pinggir jalan dan memanggilku "jelek". hehehe aku yang baru terbangun dari tidur, rambut acak-acakan, dan mungkin masih ada bekas air liur di mulut sedang berjalan menuju warung Ucup untuk membeli "bala2". sedang membeli makanan tradisional kesukaanku yang menurut Pak Eko (dosenku) adalah makanan yang membuat gradasi pemikiranku menurun. hehehe! sontak aku membalasnya: "gandeng siah bau!" :p

    Rambo.
    pertama mengenalnya dalam suatu permainan PS. kaget ketika di tengah2 permainan dua kupu2 malam menggoda dia dan mencoba mengajak untuk memuaskan hasrat bersama. Rambo dulu memang berbeda dengan Rambo sekarang. dulu dia punya uang berlebih. dulu dia juga berperawakan gagah dan sangat tampan. sangatlah wajar apabila dua wanita malam itu menggodanya. dulu dia memang mempunyai kebiasaan liar yang sangat aku tidak suka. arggh... saat itu, dua wanita malam yang datang tiba2 membuatku sebal! mereka mengganggu permainan PS diantara kami. namun beranjak dari situ dan desas desus warga, aku mengenal Rambo sebagai figur yang menakutkan. lingkungan yang keras membuat keidupannya penuh lika liku. aku hanya bisa bermain peran agar segala sesuatunya menjadi baik2 saja.

    Kini Rambo berubah. mungkin orang lain menilainya menjadi lebih buruk. tapi bagiku tidak. :) Rambo memang sekarang hanya mandi seminggu sekali. dia memang kurang piawai memelihara diri. pekerjaannya sebagai tukang parkir di Polwiltabes Bandung membuatnya malas untuk merawat diri. dia tidak setampan dulu lagi :p. rekan2 yang lain pun sering mengejek Rambo karena kebiasaannya itu. dan gilanya, Rambo bahkan mampu begadang maen ps tanpa tidur, kemudian kerja, kemudian malam berikutnya bermain judi capsah tanpa tidur, kemudian kerja lagi, kemudian maen ps lagi tanpa tidur selama tiga hari berturut2. GILA!

    Rambo.
    pribadi yang unik. dia yang mengenalkanku dengan istilah Ublag dan menemui beberapa diantara mereka. Pyuh... untung aku masih waras dalam memandang dunia pergaulan seperti itu.

    "Aing mah embung kikituan, Mbo! Tong diajak deui nya...!"

    Rambo.
    sering menawarkanku miras. dia yang sering merengek2 meminta daging babi apabila ada pesta di rumahku, padahal dia seorang Muslim. Rambo juga yang selalu memakai topi dan jaket yang sama apabila sedang berangkat kerja. dia juga mempunyai bau kaki yang khas di hidungku. Rambo pun master dalam tendangan bebas game WE. dia hanya Sholat sekali setahun pada saat Idul Fitri saja. dan hal terakhir yang kuingat dalam dirinya adalah bahwa dia sangat cuek dalam memandang segala sesuatunya.

    Menurutku, pergaulan di tempat tinggalku memang harus disikapi lebih bijaksana. memang bisa dinilai buruk bagi sebagian orang yang hidupnya normal2 saja ketika melihat freesex, judi, miras, bahkan narkoba terjadi di kalangan muda mudi di sekitarku. Rambo salah satu yang terkena imbasnya. melihat pengalaman sejarah, kaum muda mudi Jatikaler memang sempat ditakuti beberapa tahun yang lalu. masih teringat di benakku ketika kampung kami diserang para pemuda dari Cibiru Hilir! mengerikan! belum lagi banyak peristiwa lain yang mungkin membuat segala sesuatu tampak buruk.

    Tapi aku belajar banyak hal. Ucup, Timli, Rambo, kang Ajat, Udi kampeng, Kinoy, Cepi, Iki, Ade, dll membuatku mengenal bahwa dala diri mereka yang dicap buruk terdapat banyak hal positif yang membuat mereka harus dihargai sebagamana manusia adanya. bukan dijauhi. beruntung sekali tempat PS dapat memfasilitasi itu. pribadi Agus dan beberapa orang lain yang berjiwa positif dapat menetralisir segala potensi negatif yang mungkin ada untuk tidak semakin menjad-jadi. pengaruh itu memang mutlak diperlukan. pengaruh positif tentunya.

    Beberapa hari yang lalu, menurut cerita seorang kawan, Rambo bermain judi capsah hanya dengan memakai celana pendek. cuaca yang mengerikan di waktu malam membuat daya tahan tubuhnya menurun. dia akhirnya sakit parah.

    Kemarin malam, saat aku menonton permainan kartu dalam rangka 17 Agustusan, aku melihatnya sudah sehat. kami bermain kartu bersama dan tertawa bersama. tidak judi tentu saja! :)

    Saat itu terasa sebal karena panitia tidak memperbolehkanku bermain Remi. tidak hadir pada pertandingan perdana membuatku harus merelakan trophy dan prestise yang telah kurebut dua tahun yang lalu tanpa bertanding terlebih dahulu. sedih ketika mempunyai semangat untuk memperbaiki kondisi yang ada atau untuk mempertahankan sesuatu yang ada namun tidak mempunyai kesempatan dalam melakukannya. That's really sucks! it isn't fair...

    Ah... aku ndak peduli dengan itu semua. aku cukup berbahagia ketika bisa megisi waktu2 di malam itu bersama seorang teman gilaku :p. seorang teman yang bisa mengganti dukacita menjadi tawa dalam kehidupan yang fana ini. seseorang yang banyak mempunyai nilai positif walaupun terselubung awan hitam pikat perbuatan yang tidak normatif.

    sms: "den aya si tam"
    ugh aku merasa terburu2 jadinya karena panggilan itu. jadi inget wawan yang besar baru saja memelukku ketika dia hendak Sholat Jumat dan aku hendak pergi ke warnet.

    "kamana wae atuh Bro!" katanya.

    huhuy... semoga semuanya merupakan pertanda yang baik.

    Terima kasih TUAN Sang Pencipta,

    Terima kasih Rambo, "no matterwhat u're, everything in u is precious to God."

    Terima kasih teman2

    Deni Gumilang fumbled with chopsticks @ 21.55 | 1 has delicate hands

    Rabu, 15 Agustus 2007

    sembuh...
    Butuh waktu lama untuk sembuh. Menyadari diri yang rapuh membuatku lemah untuk bertahan. Teringat kejadian 5 tahun lalu saat saya mengalami kedunguan yang serupa. Terasa sulit untuk bangkit dan memang membutuhkan waktu yang cukup lama untuk bisa mengalahkan itu semua.
    Hari ini saya berkunjung ke wisma seorang kawan. membaca beberapa tulisannya membuat saya berempati. rasa sungkan untuk membangunkannya, membuatku membuka komputer milik sahabatnya dan melihat beberapa tulisan kawanku yang tertidur itu. tulisan dia yang termuat di komputer sahabatnya. ada yang menginspirasi, ada yang membuat berempati. namun entahlah. beberapa tulisannya membuat perasaanku berbeda. entah mengapa bukan lagi kenyataan yang merasuk dalam benakku. aku merasakan sesuatu yang berbeda. sesuatu yang membuatku pesimis melihat segala sesuatunya. entah... entah... semoga dasar untuk berjiwa besar akan kedunguan diri ini bisa teratasi dengan tepat. aku ingin cepat sembuh dan bisa tegak untuk melangkah dalam kehidupan ini.
    Jadi teringat akan sesuatu. Dua hari yang lalu, untuk pertama kalinya saya mencoba bermain judi dengan beberapa penjudi kampung. pelarian menurutku... kalah 9 ribu setelah bermain kurang lebih selama 6 jam.
    "alus atuh den... maranehnamah jararago! biasana ngan dua jam oge geus eleh 50 rebu."
    begitu pengakuan salah satu teman dekatku. gila menurutku! aku nggak mau sekali-kali bermain seperti itu lagi. candu!
    Dua tahun lalu aku mengikuti kejuaraan remi di kampungku. dengan polosnya, aku selalu mempersiapkan pertandingan dengan baik. bahagia rasanya bisa mempersiapkan diri dengan baik, latihan, dan tentu saja berdoa. itu semua membuatku bisa menjadi tepat guna sesuai dengan kapasitasku. aku akhirnya bisa menjadi juara. tahun lalu kejuaraan dibatalkan. tahun ini aku harus mempertahankan trophy dan prestise kejuaraan itu.
    Sayang! jadwal pertama kejuaraan, aku harus mengikuti Retreat gereja di Lembang. aku akhirnya tidak disertakan dalam kejuaraan itu. namun beberapa hari kemudian, Timli yang sudah lolos ke semifinal berbuat baik buatku. dia menawarkan posisinya di semifinal kepadaku. menurut jadwal seharusnya, pertandingan semifinal adalah malam dua hari yang lalu. namun sayang, ternyata kejuaraan diundur. malahan aku yang sedang sakit ini tergoda untuk mencoba permainan baru untukku. Judi capsah! ajakan dari rekan dekat membuatku tertantang untuk mencobanya. awalnya menarik. tapi setelah jernih memandangnya, "that's really sucks!"
    Entah, bermain judi selalu mengungkapkan rasa tidak sukaku terhadap ayahku. rasa tidak sukaku terhadap ayahku yang seorang penjudi handal! ironis ketika melihat pekerjaannya sekarang di Pamanukan sebagai seorang pengacara LBH. kesan penjudi handal selalu membuat warga menstigmaku memiliki bakat yang serupa dengan ayahku. namun aku tidak respek dengan itu. aku tidak suka dicap sama dengannya. ndak tau mengapa...
    Kemarin sore, aku mengajar les. senang rasanya dengan mengajar anak2. membuatku merasa menemukan kapasitas yang ada dalam diri ini. teringat pengajaran tentang sejarah Indonesia yang mengalami kekosongan kekuasaan pada tanggal 14-17 agustus 1945 sehingga bangsa kita bisa merdeka. Davin lalu nyeletuk, hahaha berarti bangsa kita itu cupu! bisa merdeka karena musuh sedang lemah.
    Aku terpukau melihat kekritisannya. atau lebih tepat kegeblekannya. :) aku akhirnya mengajarkan tentang Pancasila sebagai ideologi bangsa ini. gagasan konsepsi dasar yang memuat nilai-nilai yang menyatakan sesuatu yang dianggap kebenaran dalam diri bangsa Indonesia. konsepsi dasar untuk menghadapi berbagai tantangan dan perjalanan hidup bangsa ini. dan sedikit pemahaman tekstual mengenai Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup bangsa Indonesia. hehehe entahlah selaku pengiman payah terhadap Tuan Yesus. dan pembelajar dungu yang menyukai marxis. saya menyarankan davin untuk tidak dogmatis. mencuri ilmu dan mengambil hal positif di dalamnya tampak lebih tepat buatku dalam memandang Pancasila sebagai ideologi bangsa ini.
    Sepulang les... saya berdampingan bersama seorang wanita muda yang duduk bersama dalam sebuah angkot. ketika turun, gadis itu tersenyum kepadaku. aih... dia senyum! tapi tiba2 "ih... nyesel tau tertarik ke orang sepertiku." begitu yang ada dalam benakku. entahlah aku sedang pesimis dalam masalah percintaan. rasa trauma sebegitu kuatnya menguasai benak ini. mau lari!!
    Ugh... padahal dengan sebegitu naifnya, saya dan Dani pernah menggoda anak smu dalam sebuah angkot. 'kecantikan itu anugerah! saya hanya memuji kecantikan Anda. tanpa bermaksud memilikinya.' mungkin inti seperti itu yang keluar dari mulut ini pada saat saya dan Dani mencoba mencari perhatian dari gadis itu. Dani sempat terpana mendengar kata2 saya. gadis itu pun saya liat tersenyum mendengar pernyataan saya. senang rasanya melihat diri ini bisa berpikir positif dalam memandang sesuatu hal. senang...
    Mimit barusan datang... bingung harus melanjutkan apa. dia sekarang pergi lagi. hehehe si mimit tampak manis :p
    Um... kemarin malam pun aku akhirnya bisa nongkrong di tempat favoritku untuk melihat kota Bandung di waktu malam. indah sekali! walaupun sesekali aku bersikap waspada dengan bunyi2 di sekelilingku. takut binatang2 aneh yang tidak kuharapkan seperti ular, kelabang, lipan, ataupun laba2 datang mendekatiku. jadi ingat pengalamanku di dalam perjalananku bersama 5 kawan baik ke Lembang dari Ujungberung. perjalanan gila yang menempuh jarak jauh dengan berjalan kaki. teringat suatu momen dimana aku mengajak teman2ku masuk ke taman hutan raya Ir. H. Djuanda secara ilegal. aku mengajak mereka melalui turunan kecil agar kami tidak perlu membayar retribusi. hehehe dasar karma, tiba2 laba2 kecil, imut, serta tentu saja ciptaan Tuhan yang mulia menempel di tanganku. lalu! oouch! aku digigit laba2 kecil itu. rasa kaku, panas, dan gatal baru mereda setelah tiga hari. pengalaman yang tentu saja membuatku harus selalu waspada di alam liar. termasuk di tempat aku melihat keindahan kota Bandung di malam hari itu.
    Entah pengalaman masa laluku seharusnya membuatku aware terhadap banyak hal. termasuk masalah kedunguanku dalam beberapa hal. namun entah mengapa hal itu terasa sulit. sedih ketika merasa pengharapan itu sirna. sedih ketika merasa hidup tak berharga. sedih rasanya ketika merasa lemah dan pesimis menapaki hidup. semoga tulisan acak tak berbentuk ini bukanlah stream of consciousness yang mendialektikakan kehidupanku menjadi lebih buruk. aku ingin sembuh!
    sembuh...
    "O' Lord. I'm YOURS... Save me."

    Deni Gumilang fumbled with chopsticks @ 21.08 | 0 has delicate hands

    Kamis, 02 Agustus 2007

    Pelita Kasih...
    Lagi2 gajiku mengajar les dibayar telat. Gila, aku harusnya udah cabut keluar kalo misalnya terus diperlakukan seperti ini. Aku jadi teringat opini di sekitarku. Kalo Mimit yang baik sering merasa gemas melihat realita yang ada. Hehehe itu kayaknya disebabkan dia terlalu kritis terhadap dunia proletar (takut salah kalo bilang skeptis :p) Lalu Opung juga seringkali menyarankan aku untuk keluar dari kerja apabila gajinya selalu telat. Lynar aja yang baru mulai kerja sudah merasakan kelelahan luar biasa ketika mengajar anak-anak. Tapi entah kenapa, aku ga peduli kata-kata disekitarku. Aku selalu merasa berat meninggalkan tempat les itu. Sama halnya ketika beberapa tahun yang lalu aku meneteskan air mata ketika aku berhenti mengajar dari tempat itu. Aku merasa nyaman berada di tempat itu. Entah mengapa!!?

    Dimulai dari pengalaman pertamaku datang ke tempat itu dengan raut wajah yang tegang, aku sedikit demi sedikit belajar bahwa aku memiliki karunia untuk mengajar. Senang sekali rasanya. banyak suka dan duka yang kualami. dari memarahi anak hingga menangis, telat datang ketempat les, ketiduran di bus dan akhirnya telat juga, digosipin di gereja sama pak pendeta karena bergandengan tangan dengan rekan pengajar les sepulang kerja, ngajar anak pada saat saya sakit sampe tiduran karena mereka mau ujian, ngerepotin teman baik untuk mengetik soal ujian hingga subuh2, mem PA kan anak yang mau bunuh diri, dll.. dll..

    tadi ada apa?

    hehehe yang lucu tentu saja pada saat Grace mengusap jaketku dengan lembut dan dia bilang ko deni banyak sekali putih2. awalnya aku malu karena itu ketombeku :p tapi ternyata dia belum tau tentang itu. ketulusan grace membersihkan bagian yang terkena ketombe itu sangatlah menyentuh hatiku. kamu manis sekali 'dek. aku bener2 ingin punya adek! begitu yang ada di benakku.

    hehehe si Mimit dengan entengnya bilang. arr... kan ada dek *****. Huh dasar! si Mbak ini. Itu tuh si mas mu gimana? :p

    trus jadi inget Liem. Liem itu tipikal manja dan berkepribadian keras. tapi ternyata dia seringkali mengerti aku. Ko Deni, saya ingin diajarin ngapalin nama2 kitab perjanjian Baru dan Perjanjian lama, tapi kalo Ko Deni sudah selesai saja. kasian Ko Deni terlihat capek. Wow! ibarat setetes air di padang gurun tau Liem. kamu baik sekali. kamu benar2 berubah dari yang dulu aku kenal. :) Atau dia juga bilang Ko saya beliin batagor ya... ugh kamu sangatlah manis sekali. sesuatu yang tidak mungkin keluar dari mulut Liem yang menurutku sangatlah galak. aneh ya, kok anak ini berubah...

    senang mengajar anak, senang melihat pribadi anak, ah... ini duniaku!
    jadi inget harus menyiapkan bahan untuk mengajar les anak2 greja minggu malam.

    wah... sulit sekali mengekstrakkan apa yang ada di benak ini dalam bentuk kata-kata. aku memang tak pandai menulis. ngantuk pula, mana besok mau ekspedisi gila jalan kaki dari uber ke lembang dengan para berandal itu [ hehehe maaf sobat! :) ]

    semoga ini cukup.

    Deni Gumilang fumbled with chopsticks @ 09.47 | 10 has delicate hands