kursi tamu sang empunya... sobat pendapat!
Free shoutbox @ ShoutMix pengaruh hidup tulisan tak bernyawa
"Kelu..." Gila... belum tepat... Quotes... huf... huf... huf... Dari Si Sakit untuk Sang Sehat... my friends... Keep Faith... sumber inspirasi pengharapan... Blogskins Soup-Faerie.com for Cursor kumpulan harta sederhana Agustus 2007 September 2007 Oktober 2007 November 2007 Desember 2007 Januari 2008 Februari 2008 Maret 2008 April 2008 Agustus 2008 September 2008 Oktober 2008 November 2008 |
Kamis, 02 Agustus 2007 Pelita Kasih... Lagi2 gajiku mengajar les dibayar telat. Gila, aku harusnya udah cabut keluar kalo misalnya terus diperlakukan seperti ini. Aku jadi teringat opini di sekitarku. Kalo Mimit yang baik sering merasa gemas melihat realita yang ada. Hehehe itu kayaknya disebabkan dia terlalu kritis terhadap dunia proletar (takut salah kalo bilang skeptis :p) Lalu Opung juga seringkali menyarankan aku untuk keluar dari kerja apabila gajinya selalu telat. Lynar aja yang baru mulai kerja sudah merasakan kelelahan luar biasa ketika mengajar anak-anak. Tapi entah kenapa, aku ga peduli kata-kata disekitarku. Aku selalu merasa berat meninggalkan tempat les itu. Sama halnya ketika beberapa tahun yang lalu aku meneteskan air mata ketika aku berhenti mengajar dari tempat itu. Aku merasa nyaman berada di tempat itu. Entah mengapa!!? Dimulai dari pengalaman pertamaku datang ke tempat itu dengan raut wajah yang tegang, aku sedikit demi sedikit belajar bahwa aku memiliki karunia untuk mengajar. Senang sekali rasanya. banyak suka dan duka yang kualami. dari memarahi anak hingga menangis, telat datang ketempat les, ketiduran di bus dan akhirnya telat juga, digosipin di gereja sama pak pendeta karena bergandengan tangan dengan rekan pengajar les sepulang kerja, ngajar anak pada saat saya sakit sampe tiduran karena mereka mau ujian, ngerepotin teman baik untuk mengetik soal ujian hingga subuh2, mem PA kan anak yang mau bunuh diri, dll.. dll.. tadi ada apa? hehehe yang lucu tentu saja pada saat Grace mengusap jaketku dengan lembut dan dia bilang ko deni banyak sekali putih2. awalnya aku malu karena itu ketombeku :p tapi ternyata dia belum tau tentang itu. ketulusan grace membersihkan bagian yang terkena ketombe itu sangatlah menyentuh hatiku. kamu manis sekali 'dek. aku bener2 ingin punya adek! begitu yang ada di benakku. hehehe si Mimit dengan entengnya bilang. arr... kan ada dek *****. Huh dasar! si Mbak ini. Itu tuh si mas mu gimana? :p trus jadi inget Liem. Liem itu tipikal manja dan berkepribadian keras. tapi ternyata dia seringkali mengerti aku. Ko Deni, saya ingin diajarin ngapalin nama2 kitab perjanjian Baru dan Perjanjian lama, tapi kalo Ko Deni sudah selesai saja. kasian Ko Deni terlihat capek. Wow! ibarat setetes air di padang gurun tau Liem. kamu baik sekali. kamu benar2 berubah dari yang dulu aku kenal. :) Atau dia juga bilang Ko saya beliin batagor ya... ugh kamu sangatlah manis sekali. sesuatu yang tidak mungkin keluar dari mulut Liem yang menurutku sangatlah galak. aneh ya, kok anak ini berubah... senang mengajar anak, senang melihat pribadi anak, ah... ini duniaku! jadi inget harus menyiapkan bahan untuk mengajar les anak2 greja minggu malam. wah... sulit sekali mengekstrakkan apa yang ada di benak ini dalam bentuk kata-kata. aku memang tak pandai menulis. ngantuk pula, mana besok mau ekspedisi gila jalan kaki dari uber ke lembang dengan para berandal itu [ hehehe maaf sobat! :) ] semoga ini cukup. |
deni itu memang super duper sabar dan senang dengan anak kecil. tapi suatu saat dia harus menyadari bahwa ada problem serius dalam hubungan produksi dalam pekerjaannya... hehehehe tetep keukeuh saya ;p
wah pada prinsipnya Anda tidak mengetahui seberapa bebasnya saya berproduksi di tempat itu.
ketika kita mengetahui kapasitas diri kita dan mengetahui pilihan kita serta menikmati pekerjaan itu secara bebas.
bukankah itu lebih tepat Nyun! ;p
kebebasan itu jangan2 cuma kesadaran yang dibentuk oleh majikan anda. secara anda cuma punya tenaga, gak punya rumah buat tempat les, gak punya link ke ortu anak2 les. hehehe
waduh... menurut hemat saya, saya ndak seperti itu.
saya sering ditawarkan bekerja di tempat lain. dihubungkan dengan rekan2 beliau yang mungkin bahkan menjadi saingan usaha beliau. mengenai ortu, saya memang tidak semua mengenalnya. tapi saya punya beberapa channel ortu dan saya malahan ditawarkan untuk bekerja di rumahnya atas seizin majikan saya. tempat les memang saya tidak punya. tapi saya bahkan sempat ditawarkan kendaraan untuk membantu saya. padahal keuntungan yang ada tidak seimbang apabila saya mendapat kendaraan tsb.
moda produksi yang tepat bukan :p
hehehe hayo mau bales apa
jelek :p
waduh... menurut hemat saya, saya ndak seperti itu.
saya sering ditawarkan bekerja di tempat lain. dihubungkan dengan rekan2 beliau yang mungkin bahkan menjadi saingan usaha beliau. mengenai ortu, saya memang tidak semua mengenalnya. tapi saya punya beberapa channel ortu dan saya malahan ditawarkan untuk bekerja di rumahnya atas seizin majikan saya. tempat les memang saya tidak punya. tapi saya bahkan sempat ditawarkan kendaraan untuk membantu saya. padahal keuntungan yang ada tidak seimbang apabila saya mendapat kendaraan tsb.
moda produksi yang tdk salah bukan :p
hehehe hayo mau bales apa
jelek :p
sayang, itu semua cuma ada di dunia idea. bukan yang rasional yang menentukan yang aktual, tapi sebaliknaya yang akltuallah yang seharusnya menentukan yang rasional. titik berangkat kita sudah berbeda. coba deh, suatu saat kamu iya-in semua atau beberapa tawaran itu. penasaran kalo ngomongin yang gaib2 aja. hehehe pis;p
ugh kayak yang gak kenal aja
kayak aku gak belajar Marx aja
aku tidak sepragmatis itu :p
saya lebih berbahagia mencukupkan diri dengan yang ada.
bukankah anda sudah tau saya sempat berhenti dan memutuskan untuk kembali dengan menganalisa diri, kebutuhan, dan pengalaman di masa lalu? sehingga merasa lebih bebas dan lebih mengerti kapasitas diri.
bukankah itu aktual Nyun.
:p
maaf ya saya memang bukan tipikal pembelajar, tapi seorang yang mau terjun langsung :)
dan suka yang gaib2 hehehehe
dududud
kukukukukuk
dasar jelek!
camar hitam yang baik, terima kasih ....
kamu yang mengajarkan saya untuk menghargai diri ini dalam dunia kerja.
saya masih belajar menentukan yang baik sesuai kapasitas saya.
terima kasih untuk rasa Kritismu dalam dunia kerjaku.
Semangat!
dan kamu tidak jelek :)
sangat manis :)
Dunia anak kampus :Marx! [heran saya!]
Camar hitam :kamu terlalu naif [sorry!]
Worm :saya suka bagian "ketika kita mengetahui kapasitas diri kita dan mengetahui pilihan kita serta menikmati pekerjaan itu secara bebas"
Posting Komentar
<< Go Back and Watch me Fumble