kursi tamu sang empunya... sobat pendapat!
Free shoutbox @ ShoutMix pengaruh hidup tulisan tak bernyawa
huf... huf... huf... Dari Si Sakit untuk Sang Sehat... my friends... Keep Faith... sumber inspirasi pengharapan... Blogskins Soup-Faerie.com for Cursor kumpulan harta sederhana Agustus 2007 September 2007 Oktober 2007 November 2007 Desember 2007 Januari 2008 Februari 2008 Maret 2008 April 2008 Agustus 2008 September 2008 Oktober 2008 November 2008 |
Senin, 23 Juli 2007 "bukan-bukan, salah kalau pepatah itu berbunyi Ing Ngarso Sing Tulodho; tapi Tut Wuri Handayani." Masih terngiang kata-kata itu beberapa hari yang lalu. Ugh… diskusi yang sangat melelahkan. Sisi2 feodal, yang seolah2 menjadi tembok kelas diantara saya dan dia, membuat diskusi itu sangatlah menjemukan. Keesokan harinya aku tersadar bahwa diri ini sangatlah rapuh. Mudah sekali tampaknya untuk terjerumus menjadi seseorang yang tak berpengharapan. Tepatnya menjadi binatang yang tak terkendalikan dan terlalu mudah berkompromi. Integritas yang melemah. Terlalu mengandalkan diri sendiri, atau terlalu mengandalkan orang lain, dan kemudian menjauh dari Tuhan tampaknya membuat hal itu semakin bercendawan. Hari ini, lain rasanya. Lebih tenang, dan sedikit lebih berpikir panjang. Kembali aku bertemu dengan orang itu. Untuk kesekian kalinya, aku merasa dia tertarik melihat pribadiku. Hehehe andaikan aku adalah seseorang yang berani mengalahkan kesadaran yang telah terbentuk ini, responku tentu tidak senaif tadi. Manis senyummu, ramah sapaanmu, hangat jabatan erat tanganmu seolah-olah membuat hidupku sangatlah berarti. Namun rasa-rasanya tidaklah tepat apabila aku berpikir terlalu jauh tentang masa lalu dan kejadian tadi itu. Senang rasanya bertepuk sebelah tangan untuk kesekian kalinya. Senang rasanya bila bisa memandang perasaan yang meletup-letup di hati ini dengan ringan. Ah… mau belajar saja. Mau menunggu saja hingga saat itu benar-benar tiba. Mau menunggu dia saja dulu. Walaupun aku tahu ada beberapa orang yang tertarik (tepatnya mungkin sedang tertipu) melihat permainan peranku ini. Hehehe Tidak, aku tidak bermaksud jahat. Namun bukanlah suatu kebetulan aku tersadarkan bahwa diri ini masih tidak ada apa-apanya. Masih payah dalam mengarungi kehidupan. Masih merasa seperti "kayu yang lapuk". Bukan, bukan roman, dan bukanlah cinta, aku mau belajar kasih saja. |
Posting Komentar
<< Go Back and Watch me Fumble