kursi tamu


sang empunya...

Seseorang yang masih sangat kecil, belum bisa mengarang dengan baik, dan perlu banyak belajar tentang kehidupan ini

sobat

  • Suraloka

  • Zizy

  • Sulamit

  • Aal

  • Wulan

  • Ciplok

  • Lee

  • Agri

  • Pak Ikin

  • abdulkarim_aljabar

  • achie

  • glen

  • Ci Nurray

  • Mas_Yoed

  • Ila

  • one

  • tangusti

  • Nana

  • Natalia

  • Mida

  • pendapat!


    Free shoutbox @ ShoutMix

    pengaruh hidup

    rumahkiri
    abah

    tulisan tak bernyawa

    Trima Kasih... Senang berproses bersamamu....
    senang... kaki mulai membaik... tadi bisa mencetak...
    silent
    trima kasih untuk semuanya....permata
    Ouch!
    Suatu waktu seseorang memegang tanganku dan berkat...
    sedikit kekuatan yang tersisa
    Timli, kawanku :(
    Evanthonny...
    ah...

    sumber inspirasi

    .

    pengharapan...

     This is me... JadenKale

    Blogskins
    Soup-Faerie.com for Cursor

    kumpulan harta sederhana

    Juli 2007
    Agustus 2007
    September 2007
    Oktober 2007
    November 2007
    Desember 2007
    Januari 2008
    Februari 2008
    Maret 2008
    April 2008
    Agustus 2008
    September 2008
    Oktober 2008
    November 2008

    Senin, 11 Agustus 2008

    Dadaku, dadamu, dada kita semua…

    Hahaha selamat buat kang Dada Rosada yang terpilih sebagai Walikota Bandung periode terbaru menurut hasil quick count sementara yang ada.

    Jadi teringat, dua hari sebelum pemilihan, Dada Rosada berkunjung ke Mesjid Ash-Sholawat di dekat rumahku pada pukul 11 malam. Entah ada angin apa, tapi saya benar-benar terharu ketika beliau datang mengunjungi sebuah kampung kecil tempat tinggalku berada. Mungkin beliau sedang mengadakan kunjungan rutin pemerintahan, atau demi sebuah tugas dinas. Tapi yang jelas, warga kami terkena getahnya. Uang sejumlah satu juta lima ratus ribu rupiah, disumbangkan beliau untuk mendukung panitia 17 Agustus-an di tempat kami berada. Dalam kesempatan malam yang dingin itu, beliau mengungkapkan pernyataannya kepada sejumlah pihak yang hadir saat itu agar mendukungnya dalam pemilihan walikota Bandung. Dan entah uang dari mana pula, setelah itu, sejumlah muda-mudi mendapat uang lima puluh ribu rupiah per orang untuk memilihnya pada saat Pilkot. Belum cukup itu saja, tiba-tiba saya melihat sebuah plang Dewan Pimpinan Cabang Partai Golkar berdiri di salah satu rumah tetangga saya. Bahkan ada sebuah pemancingan umum yang memanjakan warga untuk memancing secara gratis demi embel-embel mendongkrak suara kang Dada. Wow! Tampaknya warga di sekitar saya memang mencintai kang Dada.

    Saat pemilihan, saya tertawa saat mendapati dua orang teman saya, yang mendapat uang, memilih untuk mejadi golput pada saat pemilihan. Mungkin mereka muak dengan yang namanya politik. Tapi ada yang lucu. Sang pemilik rumah yang berplang DPC itu menghibur warga dengan konvoi berkeliling sembari menggunakan untaian besar kerupuk blek di lehernya. Permainan musik talu-talu-an yang dibunyikan oleh anak-anak mengiringi gerak orang itu seraya menunjukkan kegembiraan yang sangat, saat Dada Rosada diumumkan menjadi pemenang dalam pilkot di tempat kami. Hahaha saya sangat geli melihat fenomena tersebut.

    Ups... saya pikir tulisan saya ini bisa menjadi bahan bakar politik bagi pihak-pihak lain yang secara politis dirugikan. Atau bisa saja tulisan ini digunakan untuk menjatuhkan pak Dada Rosada. Tapi, saya tidak bermaksud seperti itu. Saya hanya sedang mabuk terbuai dengan yang namanya politik melalui pemahaman sederhana tentang fenomena real yang dialami di tempat tinggal saya. Saya mabuk karena seringkali mendapati jargon-jargon politik yang tampak besar namun hanya menyentuh permukaan saja. Sesuatu yang dangkal! Sama halnya saya tertawa melihat poster yang berlogokan lambang flexy, acara kick trendi atau film layar lebar yang diplesetkan. Hahaha!

    Akhirnya, saya memilih untuk tidak memilih. Biasanya, si mama selalu mengejar-ngejar saya behkan menelepon berkali-kali untuk memastikan saya hadir di TPS. Dia tau saya golput, tapi dia nggak enak sama tetangga. Hari itu, saya memutuskan untuk bergereja dan tidak membawa Handphone. Teman-teman memarahi saya, karena si mama berkeliling mencari saya. Mana tau saya sedang ada di rumah teman, katanya. Ampun, Ma! Anakmu kurang berbakti. :p

    Hehe, begitulah kira-kira cerita tentang 10 Agustus yang telah berlalu itu.


    Deni Gumilang fumbled with chopsticks @ 21.36 | 0 has delicate hands