kursi tamu


sang empunya...

Seseorang yang masih sangat kecil, belum bisa mengarang dengan baik, dan perlu banyak belajar tentang kehidupan ini

sobat

  • Suraloka

  • Zizy

  • Sulamit

  • Aal

  • Wulan

  • Ciplok

  • Lee

  • Agri

  • Pak Ikin

  • abdulkarim_aljabar

  • achie

  • glen

  • Ci Nurray

  • Mas_Yoed

  • Ila

  • one

  • tangusti

  • Nana

  • Natalia

  • Mida

  • pendapat!


    Free shoutbox @ ShoutMix

    pengaruh hidup

    rumahkiri
    abah

    tulisan tak bernyawa

    pyuh...
    Iyem...
    Hihi
    Trima Kasih... Senang berproses bersamamu....
    senang... kaki mulai membaik... tadi bisa mencetak...
    silent
    trima kasih untuk semuanya....permata
    Ouch!
    Suatu waktu seseorang memegang tanganku dan berkat...
    sedikit kekuatan yang tersisa

    sumber inspirasi

    .

    pengharapan...

     This is me... JadenKale

    Blogskins
    Soup-Faerie.com for Cursor

    kumpulan harta sederhana

    Juli 2007
    Agustus 2007
    September 2007
    Oktober 2007
    November 2007
    Desember 2007
    Januari 2008
    Februari 2008
    Maret 2008
    April 2008
    Agustus 2008
    September 2008
    Oktober 2008
    November 2008

    Rabu, 17 September 2008

    Duh, tampaknya saya sedang ingin bercuap-cuap tentang Kota Bandung. Sesuatu yang mungkin tidak ada apa-apanya. Sesuatu yang mencoba mengutip informasi dari Kompas suplemen Jabar beberapa waktu yang lalu. Hehe sesuatu yang mungkin tidak menarik untuk Anda semua. Tapi cuek ah, beginilah tulisannya…

    Pertama, Kamis, 11 September 2008, terdapat beberapa informasi dalam artikel “Jumlah Gelandang dan Pengemis Naik 30 Persen”, sebagai berikut:

    1. Jumlah gelandangan dan pengemis di Kota Bandung selama bulan puasa ini meningkat hingga 30 Persen dari sekitar 5000 jiwa. Mereka datang untuk mencari bekal lebaran.
    2. Dadang Ruhiyat (52), pengemis, bersama istri dan dua anaknya sengaja mengemis di Bandung karena upah buruh tani tidak mencukupi. Dadang, warga Garut, ditampung di rumah warga di Dago bersama ratusan gelandangan dan pengemis lainnya. Menurutnya, “Di Bandung banyak orang kaya. Tahun lalu saya bisa mengumpulkan uang Rp 950.000 selama Ramadhan.”
    3. Rahmat Jabaril, Koordinator Koalisi Masyarakat Bandung Bermartabat dan aktivis Gerbong Bawah Tanah, mengungkapkan bahwa fakta peningkatan pengemis ini menegaskan banyaknya orang miskin yang gagal mengatasi kemiskinan dan menjadi peminta-minta.
    4. Herry Nurhayat, Kepala Dinas Sosial kota Bandung, mengatakan bahwa keberadaan gelandangan dan pengemis sulit dikendalikan karena PemKot Bandung tidak memiliki infrastruktur yang memadai, semisal panti rehabilitasi sosial. (ini merupakan contoh nyata kelemahan pemerintah, pen.)
    5. Pak Kepala Dinas menambahkan, dinas sosial hanya mengandalkan dana pembinaan dan razia Rp 90 juta. Dana itu digunakan untuk operasionalisasi razia, termasuk uang makan petugas dan BBM. Padahal jumlah gelandangan dan pengemis di Kota Bandung terus meningkat.

    Kedua, Jumat, 12 September 2008, terdapat beberapa informasi dalam artikel “Dada-Ayi Dapat Camry”, sebagai berikut:

    1. PemKot Bandung mengalokasikan dana Rp 1,7 miliar untuk membeli mobil dinas wali kota dan wakil wali kota. Khusus kendaraan dialokasikan Rp 900 juta. Dana ini juga untuk memperbaiki kantor dan rumah dinas wakil wali kota.
    2. Jaja Nurjaman, Ka. Subbagian Perlengkapan Kota Bandung, mengatakan bahwa setelah mendapat mobil baru, Dada berhak membeli mobil Toyota Camry lama untuk dijadikan milik pribadi sebesar 40 persen dari harga jual.
    3. Harga jual mobil menyusut 20 Persen per tahun. Jika mobil dibeli Rp 300 juta lima tahun lalu, harga jualnya saat ini Rp 97,8 juta. Dada cukup membayar Rp 39,12 juta (40 Persen dari harga jual). Kata Jaja, “harga itu jangan dilihat nominalnya, tetapi lebih pada penghargaan kepada Wali Kota yang sudah mengabdi selama lima tahun memimpin Kota Bandung.”
    4. Ayi Vivananda, Wakil Wali Kota Bandung, mengatakan bahwa pengadaan mobil mewah ini sangat lumrah karena memang sudah ada ketentuannya. Jadi beliau normatif saja.
    5. PemKot Bandung juga berencana memiliki anggaran mobil dinas sebesar Rp 10,2 miliar. Padahal menurut Endrizal Nazar, anggota Panitia Anggaran DPRD Kota Bandung, “hingga saat ini belum ada data yang jelas mengenai aset berjalan milik Pemkot. Bahkan ada indikasi beberapa mobil dinas tetap dipakai pegawai negeri yang pensiun atau tidak menjabat lagi.”

    Wah.. wah… Mungkin memang benar kata Dadang, “warga Kota Bandung banyak yang kaya.” Sesuatu yang tampak dari permukaan saja.

    Padahal, menurut data yang ada, ada beberapa hal yang memilukan secara statistik di kota Bandung ini.

    1. IPM menurun drastis dari peringkat 14 melorot ke peringkat 49 dalam kurun waktu 5 tahun terakhir (Bappenas 2007)
    2. 7 dari 10 warga kota Bandung menderita kekurangan air bersih (Basis data LH Bandung 2006)
    3. Kota dengan jalan, infrastruktur, dan penanganan sampah yang buruk.
    4. Kota dengan jumlah narkoba terbanyak di Jabar (Dinsos Jabar 2007)
    5. Kota dengan jumlah anak terlantar terbanyak di Jabar (Dinsos Jabar 2007)
    6. Kota dengan ribuan jumlah keluarga yang tinggal di rumah tidak layak. Sekitar 76.290 rumah tangga berkategori miskin. (dinsos Jabar 2007).
    7. 131.596 orang anak putus sekolah (survei soial ekonomi daerah 2007)
    8. Warga yang dapat beresiko menurun kecerdasannya karena kadar polusi diatas rata-rata (dept. TL-ITB, BPHLD Jabar 2007)
    9. Kota dengan jumlah pengangguran terbanyak di Jabar kurang lebih mencapai 178 ribu orang. Sekitar 16% dibandingkan angka pengangguran sebesar 11% di Jabar.
    10. Omzet pedagang tradisional yang menurun tajam hingga 40% per tahun (DPRD Kota Bandung) akibat pembangunan berbagai usaha dagang waralaba, dan pusat perbelanjaan yang cenderung lebih modern dan lebih memikat masyarakat.


    Hore… Horay! Hip-hip hura! Kota ku punya banyak gelar yang tidak baik saat ini. Semakin berkurang terus karakteristik yang baik dan unik tentang kota Bandung. Beda jauh dengan betapa luar biasanya tatkala membaca dan atau merasakan sejarah dan fenomena Kota Bandung di masa lampau. Tampaknya semua berubah demi menjadi suatu Metropolitan yang tak bisa lepas segi-segi kapitalisme yang sangat tidak berperikemanusiaan. Sesuatu, ups salah bukan sesuatu, tetapi Monster yang teramat mengerikan…

    Deni Gumilang fumbled with chopsticks @ 10.50 | 0 has delicate hands