kursi tamu


sang empunya...

Seseorang yang masih sangat kecil, belum bisa mengarang dengan baik, dan perlu banyak belajar tentang kehidupan ini

sobat

  • Suraloka

  • Zizy

  • Sulamit

  • Aal

  • Wulan

  • Ciplok

  • Lee

  • Agri

  • Pak Ikin

  • abdulkarim_aljabar

  • achie

  • glen

  • Ci Nurray

  • Mas_Yoed

  • Ila

  • one

  • tangusti

  • Nana

  • Natalia

  • Mida

  • pendapat!


    Free shoutbox @ ShoutMix

    pengaruh hidup

    rumahkiri
    abah

    tulisan tak bernyawa

    Iyem...
    Hihi
    Trima Kasih... Senang berproses bersamamu....
    senang... kaki mulai membaik... tadi bisa mencetak...
    silent
    trima kasih untuk semuanya....permata
    Ouch!
    Suatu waktu seseorang memegang tanganku dan berkat...
    sedikit kekuatan yang tersisa
    Timli, kawanku :(

    sumber inspirasi

    .

    pengharapan...

     This is me... JadenKale

    Blogskins
    Soup-Faerie.com for Cursor

    kumpulan harta sederhana

    Juli 2007
    Agustus 2007
    September 2007
    Oktober 2007
    November 2007
    Desember 2007
    Januari 2008
    Februari 2008
    Maret 2008
    April 2008
    Agustus 2008
    September 2008
    Oktober 2008
    November 2008

    Rabu, 17 September 2008

    cerita apa ya?

    hehehe saya mau cerita tentang obrolan ringan saya dan Ibu Sulis yang melakukan sedikit percakapan diatas motor...

    Ibu "Mas deni, saya tadi terlambat mengajar les."
    D " Oh ya, kenapa Bu?"
    Ibu "Tadi saya dateng jam 1, gara2 ada macet pelantikan pak dada. jalanannya diputer-puter."
    D "Wah, oh baru tadi dilantiknya ya Bu. emang Ibu niat datang les jam berapa?"
    Ibu "Saya berencana datang jam 11.30."
    D "Hah!? terus dari rumah jam berapa?"
    Ibu "jam 10 mas deni."
    D (dalam hati, kasian! sungguh menyebalkan! setelah dipikir2, "3 JAM DI JALAN!!!???")

    Pyuh... lalu waktu kira-kira pukul 9 malam. entah lewat, entah lebih beberapa menit. saya lebih memilih memacu gas motor saya dengan cepat. dalam hati, saya bergumam: "baiklah Bu, saya berjanji Ibu akan tiba dan bertemu Suami Ibu dengan cepat dan selamat. Ibu sangat butuh istirahat."

    setelah melewati Antapani, Ibu Sulis kembali bercerita.

    Ibu "Mas Deni, disana gas mudah didapat?"
    D "wah, rumah saya dekat dua agen yang menjual gas secara besar-besaran. tapi aneh, selang beberapa hari gas jadi sulit didapat. waktu hari minggu saya melihat pasokan gas dikirim dalam jumlah banyak. dua hari kemudian, saya melihat toko agen itu tutup. lalu gas sulit didapat. selang beberapa hari, saya mendapati sang agen menjual di kampung tetangga dengan harga 18.000 (biasanya 15.000). Jahat!"
    Ibu "Iya, Mas Deni. sama. saya sehari ini ga bisa masak. anak-anak makan pakai indomi lewat rice cooker. makan seadanya. belum lagi ada saudara ikut numpang masak selama ini pake kompor gas. soalnya dia nggak sanggup beli minyak, dan rumahnya di kabupaten. serba sulit, Mas." (memang rumah Ibu Sulis tinggal agak-agak menjorok ke dalam di sekitar Cikadut atas dan dekat dengan perbatasan kab. Bandung yang tidak mendapat konversi kompor gas.)
    D "Aduh..."
    Ibu "sembari tersenyum, yah Mas Deni, sekarang semua serba sulit. tapi syukur, tadi si Bapak menelepon dia sudah mendapat gas seharga 20.000 di Cicaheum."
    D " oh..." (lalu diam, dan lebih memilih untuk diam...)

    kami berpisah. entah, saya menitikkan air mata...

    Begitu kira-kira pengalaman 2 kelas pekerja yang sudah terkuras karena kecintaan mereka dengan dunia pendidikan anak-anak... mungkin hanya kisah sederhana 2 orang kelas pekerja yang tidak punya hidup seindah para pengumpul modal. sebagian dari himpunan tenaga kerja cadangan yang seringkali tidak punya pilihan dalam menjalani hidup ini...


    Deni Gumilang fumbled with chopsticks @ 10.14 | 0 has delicate hands