kursi tamu sang empunya... sobat pendapat!
Free shoutbox @ ShoutMix pengaruh hidup tulisan tak bernyawa
Pyuh... 'resensi buku' orang-orang pintar itu.... bukan seorang penulis... wakwau! pyuh... Iyem... Hihi Trima Kasih... Senang berproses bersamamu.... sumber inspirasi pengharapan... Blogskins Soup-Faerie.com for Cursor kumpulan harta sederhana Agustus 2007 September 2007 Oktober 2007 November 2007 Desember 2007 Januari 2008 Februari 2008 Maret 2008 April 2008 Agustus 2008 September 2008 Oktober 2008 November 2008 |
Senin, 11 Agustus 2008 Dadaku, dadamu, dada kita semua… Hahaha selamat buat kang Dada Rosada yang terpilih sebagai Walikota Bandung periode terbaru menurut hasil quick count sementara yang ada. Jadi teringat, dua hari sebelum pemilihan, Dada Rosada berkunjung ke Mesjid Ash-Sholawat di dekat rumahku pada pukul 11 malam. Entah ada angin apa, tapi saya benar-benar terharu ketika beliau datang mengunjungi sebuah kampung kecil tempat tinggalku berada. Mungkin beliau sedang mengadakan kunjungan rutin pemerintahan, atau demi sebuah tugas dinas. Tapi yang jelas, warga kami terkena getahnya. Uang sejumlah satu juta lima ratus ribu rupiah, disumbangkan beliau untuk mendukung panitia 17 Agustus-an di tempat kami berada. Dalam kesempatan malam yang dingin itu, beliau mengungkapkan pernyataannya kepada sejumlah pihak yang hadir saat itu agar mendukungnya dalam pemilihan walikota Bandung. Dan entah uang dari mana pula, setelah itu, sejumlah muda-mudi mendapat uang lima puluh ribu rupiah per orang untuk memilihnya pada saat Pilkot. Belum cukup itu saja, tiba-tiba saya melihat sebuah plang Dewan Pimpinan Cabang Partai Golkar berdiri di salah satu rumah tetangga saya. Bahkan ada sebuah pemancingan umum yang memanjakan warga untuk memancing secara gratis demi embel-embel mendongkrak suara kang Dada. Wow! Tampaknya warga di sekitar saya memang mencintai kang Dada. Saat pemilihan, saya tertawa saat mendapati dua orang teman saya, yang mendapat uang, memilih untuk mejadi golput pada saat pemilihan. Mungkin mereka muak dengan yang namanya politik. Tapi ada yang lucu. Sang pemilik rumah yang berplang DPC itu menghibur warga dengan konvoi berkeliling sembari menggunakan untaian besar kerupuk blek di lehernya. Permainan musik talu-talu-an yang dibunyikan oleh anak-anak mengiringi gerak orang itu seraya menunjukkan kegembiraan yang sangat, saat Dada Rosada diumumkan menjadi pemenang dalam pilkot di tempat kami. Hahaha saya sangat geli melihat fenomena tersebut. Ups... saya pikir tulisan saya ini bisa menjadi bahan bakar politik bagi pihak-pihak lain yang secara politis dirugikan. Atau bisa saja tulisan ini digunakan untuk menjatuhkan pak Dada Rosada. Tapi, saya tidak bermaksud seperti itu. Saya hanya sedang mabuk terbuai dengan yang namanya politik melalui pemahaman sederhana tentang fenomena real yang dialami di tempat tinggal saya. Saya mabuk karena seringkali mendapati jargon-jargon politik yang tampak besar namun hanya menyentuh permukaan saja. Sesuatu yang dangkal! Sama halnya saya tertawa melihat poster yang berlogokan lambang flexy, acara kick trendi atau film layar lebar yang diplesetkan. Hahaha! Akhirnya, saya memilih untuk tidak memilih. Biasanya, si mama selalu mengejar-ngejar saya behkan menelepon berkali-kali untuk memastikan saya hadir di TPS. Dia tau saya golput, tapi dia nggak enak sama tetangga. Hari itu, saya memutuskan untuk bergereja dan tidak membawa Handphone. Teman-teman memarahi saya, karena si mama berkeliling mencari saya. Mana tau saya sedang ada di rumah teman, katanya. Ampun, Ma! Anakmu kurang berbakti. :p Hehe, begitulah kira-kira cerita tentang 10 Agustus yang telah berlalu itu. |